BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI
DOSEN PEMBIMBING
Moh. Hafid, M.Pd.I
DISUSUN OLEH:
Ilham Akbar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTASTARBIYAH
UNIVERSITAS IBRAHIMY
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatn-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “BLENDED e-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan ilmu yang lebih baiak dan bermanfaat pada mereka yang telah membaca dan memberikan penilaian dan saran atas makalah penulis ini, semoga dibalas oleh Allah SWT sebagai ibadah, Amin Ya Robbal A’lamin.
Sukorejo, 17 Maret 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Blended Learning............................................ 2
B. Karakteristik Blended Learning.............................................................. 4
C. Prosedur Blende Learning Dalam Pembelajaran PAI............................. 5
D. Kekurangan dan Kelebihan dalam
Pembelajaran Blended Learning............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berlangsung begitu pesat, sehingga sudah sewajarnya para ahli/pakar menyebut hal ini sebagai suatu revolosi. Perubahan-perubahan yang akan dan sedang terjadi, terutama disebabkan oleh potensi dan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (relationship) dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa batas. Beberapa batasan yang dulu dalami manusia dalam berhubungan satu sama lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan dan lain-lain, kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai teknologi informasi dan komunikasi mutakhir.
(Mukhopadhyay M:1995). Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexibel), terbuka dan dapat diakses oleh siapa pun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Bahkan dapat kita singgung sedikit dalam kurikulum 2013 yang belum lama diberlakukan, kegiatan penggunaan teknologi harus selalu terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran di sekolah yang melibatkan pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu pada makalah ini menyajikan bagaimana menggunakan dan mengintegrasaikan teknologi dalam pembelajaran melalui konsep Blended learning.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Blended Learning itu?
2. Bagaimana Karakteristik Blended Learning itu?
3. Bagaiman Prosedur Blended Learning dalam Pembelajaran PAI?
4. Apa Kekurangan dan Kelebihan dalam Pembelajaran Blended Learning?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu blended learning.
2. Untuk mengetahui karakteristik blended learning.
3. Untuk mengetahui prosedur blended learning dalam pembelajaran PAI
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran blended learning.
BAB II
PEMBAHASAN
BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI
A. Pengertian Pembelajaran Blended Learning
Menurut Harding, Kaczynski dan Wood (2005), Blended Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Pelaksanaan pendekatan ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, tanpa meninggalkan kegitan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Dari penjelasan diatas Blended Learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalam pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pendidik dan peserta didik saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.[1]
Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learningyang memiliki 6 (enam) unsur, yaitu:
a. tatap muka
b. belajar mandiri
c. aplikasi
d. tutorial
e. kerjasama
f. evaluasi
Pembelajaran tatap muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pendidik sebagai sumber belajar utama.
Klasifikasi Blended Learninguntuk memahami e-Learning beberapa ahli mengklasifikasi berdasarkan karakteristik. Pada umumnya pembelajaran e-Learning atau online adalah "asynchronous", di mana pendidik/guru/dosen/instruktur dan orang yang belajar (siswa) tidak bertemu di saat yang sama. Ranganathan, Negash, dan Wilcox (2007) membagi empat jenis klasifikasi e-Learning, yaitu:
a. e-Learning tanpa kehadiran dan tanpa komunikasi.
b. e-Learning tanpa kehadiran tetapi dengan komunikasi.
c. e-Learning dikombinasikan dengan kehadiran sesekali.
d. e-Learning digunakan sebagai alat dalam mengajar di kelas.
3. Metode Blended Learning
Dengan membangun dan memiliki website sendiri, langkah awal untuk mulai menerapkan metode Blended Learning bisa diwujudkan, karena pada dasarnya metode Blended Learning merupakan :
a. Proses belajar-mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
b. Salah satu cara untuk mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara guru dan siswa.
c. Membantu proses percepatan pengajaran materi bahan ajar.
d. Sebagai pressure agar siswa mulai belajar memanfaatkan teknologi dengan benar dan untuk tujuan yang bermanfaat, sekaligus memahami bahwa selain hiburan teknologi juga bisa memperkaya pengetahuan sekaligus bahan pembelajaran.
Metode Blended Learning dengan salah satu komponen pembelajarannya yang menggunakan media interaktif merupakan salah satu solusi untuk menyesuaikan gaya belajar siswa dengan cara mengajar guru. Hal ini menjadi penting, karena proses transformasi materi dari guru kepada siswa harus tepat sasaran dan bisa dimengerti oleh siswa, sehingga proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan baik dan menghasilkan generasi yang terdidik, yang mampu bersaing dan menjawab tantangan masa depan, serta berprestasi.
- Karakteristik Blended e-Learning
Menurut Sharpen et.al (2006:18) karakteristik Blended Blended e-Learning, adalah:
a. Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama garis tradisional sebagian besar, melalui intsitusional pendukung lingkungan belajar virtual.
b. Trasformatif tingkat praktik pembelajaran didukung oleh rancangan pembelajaran sampai mendalam.
c. Pandangan menyeluruh tentang tehnologi untuk mendukung pembelajaran.
2. Tujuan Blended Learning
Blended Learning memiliki tujuan, diantaranya:
a. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
b. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
c. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.
d. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peseta didik dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memberikan peserta didik konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama peserta didik memiliki akses internet.
Blended Blended e-Learning berisi tatap muka, dimana beririsan dengan blended e-learning. pada blended e-learning terdapat pembelajaran berbasis komputer yang berisikan dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online terdapat pembelajaran berasis internet yang di dalamnya ada pembelajaran berbasis web. Diskripsi tersebut disimpulkan bahwa dalam Blended Blended e-Learning terdapat tatap muka yang beririsan dengan blended e-learning dimana blended e-learning beserta komponen-komponennya yang berbasis komputer dan pembelajaran online berbasis web internet untuk pembelajaran.
Berdasarkan komponen yang ada dalam Blended Blended e-Learning maka teori belajar yang mendasari moder pembelajaran tersebut adalah teori belajar Konstruktivisme (individual learning) dari Piaget, kognotif dari Bruner Gagne dan Blooms dal lingkungan belajar sosial atau Social Constructivisit (collaborativ learning) dari Vygtsky.
Karakteristik teori belajar konstruktivisme (individual learning) untuk blended e-learning (Hasibuan, 2006:4) adalah sebagai berikut.
a. Active learners.
b. Learners construc their knoledge.
c. Subjective, dynamic and expanding.
d. Processing and understanding of information.
e. Leaner has his own learning.
- Prosedur Blended Learning dalam Pembelajaran PAI
1. Prosedur Blended Learning
Secara spesifik Profesor Steve Slemer (2005) dan Soekartawi (2005) menyarankan enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan Blended Learning agar hasilnya optimal, yaitu :[2]
a. Tetapkan macam dan materi bahan ajar.
b. Tetapkan rancangan dari Blended Learning yang digunakan.
c. Tetapkan format dari on-line Learning.
d. Lakukan uji terhadap rancangan yang dibuat.
e. Selenggarakan Blended Learning dengan baik dengan cara menyiapkan tenaga pengajar yang ahli dalam bidang tersebut.
f. Siapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Blended Learning.
2. Penerepan Blended Learning
Blended e-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diizinkan menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka ini dengan terbitnya surat keputusan Mentri pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 juli 2001) tentang penyelenggaraan program pendidikan Tinggi jarak jauh, maka perguruan tinngi tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh menggunakan blended e-learning, juga telah diizinkan menyelenggarakannya. Lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, juga telah memanfaatkan keunggulan blended e-learning ini untuk program-programnya.
Secara spesifik dalam pendidikan guru blrnded e-learning memiliki makna sebagai berikut:[3]
a. Blended e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan-pelatihan tentang materi keguruan baik substansi materi pelajaran maupun ilmu pendidikan secara online.
b. Blended e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terdapat buku teks, CD-ROM dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
c. Blended e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkaut model belajar tersebut melalui pengayaan conten dan pengembangan teknologi pendidikan.
d. Kapasitas guru amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan penyampaiannya. Makin baik keselarasan antarconten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
e. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
f. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
g. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa tanpa saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
h. Memanfaatkan jadwal pelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yng berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Dapat dipahami bahwa Model blended e-learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran konvensional berupa tatap muka dan e-learning berbasis internet.
3. Model Pengembangan Blended Leraning
Model pengembangan Blended learning penggunaan ICT dalam pendidikan juga mangacu pada model yang diambil dari pendapat Haughey (1998) ada tiga yaitu:
a. Web Course.
b. Web Centric Caurse.
c. Model Web Enhanced Caurse.
- Kekurangan dan Kelebihan dalam Pembelajaran Blended Learning
1. Kelebihan blended learning:
a. Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.
b. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
c. Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta didik semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
2. Kekurangan blended learning:
a. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
b. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
d. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses internet.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi.Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learningyang memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e) kerjasama, dan (f) evaluasi.
Ranganathan, Negash, dan Wilcox(2007), membagi empat jenis klasifikasi e-Learning, yaitu: (1)e-Learning tanpa kehadiran dan tanpa komunikasi, (2 e-Learning tanpa kehadiran tetapi dengan komunikasi, (3)e-Learning dikombinasikan dengan kehadiran sesekali, (4) e-Learningdigunakan sebagai alat dalam mengajar di kelas.
Blended learning memiliki dua kategori utama, yaitu peningkatan bentuk aktifitas tatap-muka, dan Hybrid learning.
B. Saran
Pendidik atau calon pendidik hendaknya memiliki kemampuan teknologi yang mumpuni agar proses pembelajaran menggunakan program Blended Learning dapat berjalan dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
sandypress.wordpress.com
Unesco, Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada (GP Press), 2009).
Rusman,Kurniawan Deni, Riyana Cepi. Pembelajaran Berbasisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013).
[1]sandypress.wordpress.com
[2] Unesco, Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada (GP Press), 2009). h, 54
[3] Rusman,Kurniawan Deni, Riyana Cepi. Pembelajaran Berbasisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013). h 250
By : Ilham Akbar Pratama Wijaya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar