Kritik tajam terhadap sistem pendidikan yang terlalu menekankan prestasi akademik, namun abai terhadap kebahagiaan dan kesehatan mental siswa. Neill menyoroti bahwa tujuan akhir pendidikan seharusnya bukan sekadar mencetak gelar atau status sosial, melainkan membantu manusia menemukan kedamaian, kebebasan, dan makna dalam hidupnya, apapun profesinya.
Dalam masyarakat yang kerap mengukur kesuksesan dari seberapa tinggi seseorang bersekolah atau seberapa elit pekerjaannya, pandangan Neill terasa seperti perlawanan. Ia mengingatkan bahwa pendidikan yang baik bukanlah yang memaksa anak mengikuti standar sempit, melainkan yang membebaskan mereka untuk menjadi dirinya sendiri—dan merasa cukup dengan itu. Seorang penyapu jalan yang menjalani hidup dengan gembira, bangga, dan damai lebih utuh sebagai manusia daripada sarjana yang tersesat, tertekan, dan terasing dari dirinya sendiri.
Pandangan ini juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai martabat setiap pekerjaan dan pilihan hidup. Karena ukuran keberhasilan bukan semata-mata prestise, tapi sejauh mana seseorang bisa hidup selaras dengan dirinya sendiri. Sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu merefleksikan kembali: apakah kita mendidik anak untuk bahagia dan berdaya? Atau justru hanya menyiapkan mereka agar diterima dalam perlombaan sosial yang penuh tekanan?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar