21/07/25

KAWE LA NUGHUN


Oleh : Ahmad Ch

*********************

Setahun lalu, sebelum kawe berege 60, anye la ngancap-ngancap. Aku pernah nulis di Pisbuk judulnye KAWE MAHAL. Lumayan rami di like, comen, share dan subcribe hehe.

Pukuknye petani kawe awang dan lapang. Gerubuk, kersi garuda, kulkas 3 pintu, mesin cuci, tiap aghi lalu lipus depan ghumah. Ribang nian nginak cengih supir taksi sambil ngudut rukuk sampurne.

Jeme baguk, jeme ngudimi aguk, jeme ngindun, naikka rasan dindak kalah nggak rege kawe ye selalu naik, kisa di 55, 60, sampai rege tertinggi 72.

La due bulan ni rege kawe la beguyur tughun. Mulai direge 55, 50, 45, kabar terakhir la dibawah 40. Padahal musim mpai ka mulai. Amu kate tukih-tukih biase ka ngancap Agustus tughun die rege kawe. Entah tuapelah hubungan kawe nughun nggak 17 Agustus.

Waktu kawe rege mahal tahun bawah, banyak palang pule petani mbeli kebun kawe. Nak kebun tugik, kebun mbelakang kambing, asak ditawakka sambar jeme. Dik pule meghalang regenye, di pucuk 80 jiti gale. Amu li tugik pacak diiluki katenye, belikah pupuk kandang. Jadi la ade trand baru ditanah Semende ni. Kawe la mulai dipupuk nggak pupuk kandang, yang selame ini belum terpikirkan.

Prediksi

Apakah harga kopi tahun ini akan kembali ke angka 60? Harapan kite petani kawe, mintak-mintak. Tuape tu dik mungkin, amu Tuhan tulung malaikat rampe.

Kembali ke sejarah selawi taun lalu. Waktu kawe sampai rege 25 ribu. Menurut jeme calak-calak waktu itu, kawe pacak rege mahal karne Krisis Moneter. Rege-rege barang naik gale, temasuk rege kawe, mulai 7.500, 15.000 sampai harga tertinggi 25 ribu. BBM ditahun 1997-1998 juga naik dari 700 repiah naik ke 1.200 repiah.

Taun bawah kawe pacak naik karne di Brazil nggak Vietnam gagal panen akibat cuaca panas. Kabare kawe di tuju itu banyak ye mutung, laju kawe kite naik regenye. Anye kabare mbakini kawe di dusun ma Neymar tu la ngulang ringkih. Ka ngulanglah mukul agung.

Taun 1998 lame giape kawe sampai rege 25 ribu? Ternyate gi taun itulah, taun-taun berikutnye ngulang nughun. Amu nginak sejarah taun 1998 tu retinye taun ini rege kawe ni ka terusla nughun. Anye pintak kite gegale mpuk nughun jangan nughun menagh.

Jadilah kudai, masih lesu mpuk nulis rupenye amu kawe nughun.

Salam semangat petani kawe se Indonesia Raya

  

12/07/25

“TETAP SATU DALAM KHIDMAH”

Penulis : Para Staf Kamtib


Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh .

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah yang telah mempertemukan kami dalam satu barisan perjuangan di bawah naungan Bidang Keamanan dan Ketertiban Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.

Momen ini mungkin terasa berat bagi kami semua, terutama karena harus melepas sosok yang selama ini menjadi panutan—Ka TU Kamtib kami tercinta, yang selama ini telah menunaikan amanah dengan penuh dedikasi, ketegasan, dan kekeluargaan.

Selama masa kepemimpinan beliau, kami tak hanya belajar soal ketertiban administrasi, tapi juga tentang kejelasan arah, keteguhan sikap, dan ketulusan niat dalam menjaga marwah pesantren. Tak terhitung sudah malam-malam rapat, aksi penertiban, dan dinamika internal yang selalu dibungkus dengan semangat kebersamaan. Di balik ketegasan, selalu ada kelakar ringan. Di balik target kerja, selalu ada ruang untuk saling menguatkan. Itulah yang menjadikan sosok beliau bukan hanya sebagai pimpinan, tapi juga sahabat bagi kami semua.

Kini, walau secara struktur telah berganti, semangat beliau akan tetap menjadi bagian dari napas kerja kami di Kamtib. Kami percaya bahwa keberhasilan KTU hari ini tak lepas dari keberanian untuk memulai, kesabaran dalam proses, dan keikhlasan dalam setiap pengorbanan. Dan itu akan menjadi bekal penting untuk medan pengabdian berikutnya, di manapun berada.

Kepada Ka TU yang baru, Ust. Hamid, selamat mengemban tugas. Kami siap berjalan bersama, saling mendukung, saling meneguhkan. Sebab di Kamtib, kita bukan hanya berbagi kerja, tapi juga berbagi cita dan cinta untuk kemajuan pesantren tercinta.

Akhir kata, perpisahan hanyalah tentang posisi, bukan tentang hati. Kita tetap satu dalam khidmah, tetap satu dalam cita-cita menjaga marwah dan ketertiban pesantren.

Sokarajjeh, sampek mate, sampek odik pole.

*TAKDIR, SANG PENENTU*

Penulis : Drs. HM. Rojil Ghufron

Jabatan : KABID KAMTIB

Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh 

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rosulullah 

Tak terasa 5 tahun sudah begitu cepat berlalu kebersamaan kita.

Tentu banyak kesan yang kita rasakan baik candaan maupun tertawaan saat segala penat terlepas dalam kesibukan Khidmah di pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo.

Tugas kepala Tata Usaha adalah tugas sangat penting dalam menjaga kelancaran operasional dan efisiensi dalam berbagai aspek administrasi. 

Dan selama 1 periode ini Bapak Ka. TU L. @⁨Lora Akhul Adib⁩ sudah maksimal di perannya, tak cukup sampai disitu kita semua punya peran dan tanggung jawab yang sama dalam mengamankan santri dan seluruh masyarakat Pesantren baik di hari2 biasanya maupun saat acara2 besar pesantren.

Semua itu kita lakukan untuk menjaga stabilitas pondok pesantren.

Berpindah lokasi hanya sebagai syarat formal.

Dimanakah kita ditempatkan, disitulah ladang Khidmah yang ditentukan.

Kehadirannya di rumah asal sangat diharapkan untuk memotivasi teman2 yang lain.

Pengalaman menjadi KA. TU wajib diketuk tukarkan kepada generasinya ust. @⁨Abd. Hamid.

Harapan saya tetap harus membimbingnya sampai benar2 siap mentalnya.

Kepada L. @⁨Lora Akhul Adib⁩ saya ucapkan selamat berkhidmah di dunia baru semoga sukses selalu.

Belajarlah jadi sopir traktor, siapa tahu suatu saat nanti dibutuhkan oleh masanya 😃

 Saya sebagai pimpinan di Kamtib minta maaf jika selama ini ada kata dan tingkah yg baik diaengaja maupun tak sengaja saya lakukan

Kepada Ka TU baru ust @⁨Abd. Hamid.

Tetap semangat.

Dunia baru ini bagimu jangan dijadikan beban, jadikan cambuk penyemangat untuk terus berbenah sesuai fungsi dan tanggungjawabnya.

Ibarat pernikahan, saat akad pengantin pria merasa banyak beban tapi setelah dijalani dan dinikmati semuanya berjalan mulus dan indah.

Kepada semua umanak Kamtib, mari tetap semangat dalam berkhidmah kepada pondok tercinta ini, keikhlasan dan semangat dalam pengabdian menjadi pintu dituangkannya keberkahan dari para Masyayikh Sukorejo.

_Sokarajjeh, Sampek mate Sampek odik pole_

11/07/25

Ada apa dengan profesi petani?

 

Banyak anak petani yang sukses menjadi sarjana, pengusaha, atau profesi lainnya, sementara jumlah anak petani yang melanjutkan usaha pertanian keluarga terus menurun.

Fenomena ini terjadi karena beberapa faktor berikut:

1. Penghasilan Petani Dianggap Tidak Menjamin.

Banyak anak muda melihat orang tuanya bekerja keras dari pagi hingga sore, tapi hasilnya tetap pas-pasan. Ini membuat mereka berpikir bahwa bertani tidak bisa memberi kehidupan layak atau masa depan cerah.

2. Sekolah dan Lingkungan Mendorong ke Profesi Lain.

Pendidikan di sekolah cenderung mengarahkan siswa untuk bekerja kantoran atau menjadi PNS, bukan kembali ke ladang. Bertani tidak pernah diajarkan sebagai pilihan karier yang membanggakan.

3. Gengsi dan Pandangan Sosial.

Profesi petani sering dianggap rendah atau kampungan, Banyak anak muda merasa minder kalau harus mengaku dirinya petani, apalagi jika sudah merantau atau kuliah di kota besar.

4. Kurangnya Akses ke Teknologi dan Modal.

Anak petani yang sebenarnya ingin bertani pun sering terkendala modal usaha, lahan yang sempit, dan tidak punya akses ke alat modern atau jaringan pasar. Akhirnya mereka memilih pekerjaan lain yang lebih stabil.

5. Pertanian Masih Didominasi Orang Tua.

Keputusan di sektor pertanian biasanya masih dipegang oleh orang tua. Anak muda jarang diberi ruang untuk bereksperimen atau berinovasi, sehingga mereka merasa tidak punya kendali atau peluang.

6. Kurangnya Role Model Petani Muda yang Sukses.

Media dan internet jarang menampilkan kisah petani muda sukses yang inspiratif. Padahal, jika ditampilkan, ini bisa membangkitkan semangat dan kebanggaan menjadi petani modern.

Sebagai Kesimpulan:

Anak petani bukan tidak mau jadi petani, Tapi banyak dari mereka tidak melihat jalan atau harapan dalam dunia pertanian, kecuali kita ubah cara pandang, sistem dukungan, dan kebijakan. Menjadikan Petani sebagai profesi penting dalam rantai pangan Nasional yang menjanjikan.

#anak #petani #indonesia

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...