20/09/22

Anakku


Anakku…

Bila aku tua,

Andai aku jatuhkan gelas atau terlepas piring dari genggamanku,

Aku berharap kamu tidak menjerit marah kepadaku,

Karena tenaga orang tua sepertiku semakin tidak kuat dan karena aku sakit.

Pandangan mataku semakin kabur. Kamu harus mengerti dan bersabar denganku.

Anakku…

Bila aku tua,

Andai tutur kata ku lambat/perlahan dan aku tidak mampu mendengar apa yang kamu katakan,

Aku berharap kamu tidak menjerit padaku,

“Ayah tuli kah ?”

“Ayah bisu kah ?“

Aku minta maaf anakku.

Aku semakin MENUA…

Anakku…

Bila aku tua,

Andai aku selalu saja bertanya tentang hal yang sama berulang-ulang,

Aku berharap kamu tetap sabar mendengar dan melayaniku, seperti aku sabar menjawab semua pertanyaanmu saat kamu kecil dulu,

Semua itu adalah sebagian dari proses MENUA.

Kamu akan mengerti nanti bila kamu semakin tua.

Anakku…

Bila aku tua,

Andai aku berbau busuk, amis dan kotor,

Aku berharap kamu tidak tutup hidung atau muntah didepan aku.

Dan tidak menjerit menyuruh aku mandi.

Badan aku lemah.

Aku tidak ada tenaga untuk melakukan semua itu sendiri.

Mandikanlah aku seperti aku memandikanmu semasa kamu kecil dulu.

Anakku…

Bila aku tua,

seandainya aku sakit, temankan lah aku, aku ingin anakku berada bersamaku.

Anakku….

Bila aku tua dan waktu kematianku sudah tiba, Aku berharap kamu akan memegang tanganku dan memberi kekuatan untuk aku menghadapi kematianku.

Jangan cemas.

Jangan menangis.

Hadapi dengan keridhoan.

Aku berjanji padamu.

Bila aku bertemu Allah.

Aku akan berbisik padaNya supaya senantiasa memberkati dan merahmati kamu kerana kamu sangat mencintai dan mentaatiku.

Terima kasih banyak2 karena mencintaiku….

Terima kasih banyak2 kerana telah menjagaku…

Aku mencintaimu lebih dari kamu mencintai dirimu sendiri, Anakku..

  

Ibu saya

Ibu saya...

Pagi ini kepergok dikamar sedang nyobain Toga punyaku.

" ibu... lagi ngapain ?? " Begitu tanyaku

Dengan muka kaget dan senyam senyum malu ibu menjawab...

" ini ibu lagi nyobain Toga punyamu ,

Gimana Nak ibu cocok kan jadi sarjana "

Hatiku langsung gak karuan dan air yang ada di ujung pelupuk mata ini mau meleleh rasanya.

Ibu ini memang Sarjana kok bu, bahkan buatku gelar yang cocok untuk ibu adalah S.H alias Sarjana

Hebat

. Begitu jawabku , sambil ku lihat beliau mesem mesem tersipu malu.

Ibu saya ini hanya sekolah SR alias ( sekolah rakyat )...Seumur hidupnya Beliau tak pernah merasakan memiliki ijazah.

Karena saat kelulusan sekolah SR dulu ibu terpaksa keluar sama mbah kakung buat jagain adik adiknya.

Walaupun ibu gak pernah memiliki ijazah tapi ibu pengagum Toga nya para sarjana.

Dulu...Kalau ada tetangga yang wisudaan trus pake toga , ibu senangnya bukan main dan ikut antar menuju kelulusannya dikampusnya..

Waktu aku masih sekolah Ibu selalu bilang ,,, kamu harus pakai Toga yah nak, begitu katanya.

Bahkan hingga sekarang pun kalau ibu liat berita ada orang yang gelarnya berderet deret beliau antusiasnya luar biasa.

Nak, bedanya dr dengan DR itu apa ? Trus itu dibelakangnya ada MM, MT, MSC itu artinya apa ? begitu tanya ibu ketika melihat ada orang bergelar di berita televisi.

dr itu dokter bu, gelar profesi untuk Sarjana Kedokteran nah kalau DR itu Doktor adalah gelar untuk mahasiswa yang menyelesaikan kuliah sampe S3 bu.

Kalau MM, MT, MSC itu gelar mahasiswa yang menyelesaikan S2 dan nama gelarnya sesuai dengan jurusan masing masing.

Ibu manggut manggut denger penjelasanku,

Jadi gelarmu sama istrimu itu skrg apa nak ,

Aku SE , MM kalau istriku dr, Sppd bu .

Aku ingat banget Dulu waktu aku masih sekolah aku suka antar ibu bapa berobat ke salah satu dokter langganan namanya

dr. Henky , saat itu ibu nyeletuk bilang ke aku,,, Nak nanti tulisan yang ada di papan itu bukan lagi dr. Henky tapi dr. Teja

( aku sama bapa senyam senyum sambil mengaminkan ).

Ibu saya hanyalah wanita biasa yang tidak berpendidikan, namun cinta dan jasanya tidak akan pernah mampu di lukiskan dengan kata-kata, bahkan aku haram menghitung jasa-jasanya karenaTerlalu besar.”

“Luas lima benua dari timur ke barat dan utara ke selatan tidak akan pernah bisa menyaingi luasnya cinta ibu kepadaku. Tiada nama lain selain namaku yang ibu ucapkan ketika sedang menyembah Tuhannya.

Ibu ... aku memang belum mampu mewujudkan mimpimu untuk mengganti papan namanya

dr. Henky menjadi dr. Teja Namun aku sudah menuntaskan janjiku kepadamu memakai Toga dan berdiri diatas podium meraih gelar yang kau dambakan.

Sungguh gelarku ini bukan untuk sebuah kebanggan tapi aku hanya ingin melihat ibu tersenyum senang atas hasil kerja keras ibu seperti ini.

Dan hari ini, aku menyerahkan togaku untuk ibu pakai sebagai tanda bahwa ibu sudah berhasil lulus menyelesaikan Tugasmu mendidikku.

Perjuangan ibu sangat luar biasa menyekolahkanku...Tidak ada ucapan apapun yang mewakili rasa terima kasihku.

Ibu, terima kasih sudah melahirkanku.

Ibu adalah inspirasi terbesarku, dan aku yakin, siapapun kamu juga seperti itu. Selamat mengingat kenangan tentang Ibu dalam hidupmu. Bersyukurlah kita sudah dilahirkan dari rahim Ibu-Ibu tangguh dan

hebat

yang tak pernah habis kasih sayangnya 

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...