
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pada era Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu tidak sedikit wilayah Persia dan Romawi yang ditaklukkan, bisa jadi banyak penduduk non muslim yang negerinya ditaklukkan, singgasananya runtuh, dan kerajaannya hilang itu iri terhadap kaum muslimin, khususnya kepada Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu.
Mereka tidak mampu menghentikan ekspansi Islam yang menghanyutkan negerinya, dan tidak ada jalan lain bagi mereka selain melakukan makar terhadap Islam dan kaum muslimin lewat diri Khalifah Umar.
Untuk itu, sebuah konspirasi untuk pembunuhan Khalifah direncanakan melalui tangan seorang tawanan perang Nahawand bernama Abu Lu'lu'ah Fairuz Al-Majusi --budak Al-Mughirah bin Syu'bah, tawanan ini sangat sakit hati dan dengki kepada kaum muslimin.
Jika ia melihat tawanan anak-anak kecil, ia mendatanginya dan mengusap kepala mereka, lalu menangis sambil berkata, "Bangsa Arab telah memakan jantungku."
(Ath-Thabaqat Al-Kubra, karya Ibnu Sa'ad, III/201).
Adapun bagaimana terjadinya kejahatan mungkar ini, diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu tidak memperbolehkan orang musyrik dewasa untuk masuk ke Madinah.
Hal ini terus berlangsung hingga datang surat dari Al-Mughirah bin Syu'bah, gubernurnya di Kufah, memohon izin kepada Khalifah Umar agar budaknya bernama Abu Lu'lu'ah bisa masuk ke Madinah, sebab orang ini cakap dalam berbagai industri atau kerajinan yang bisa dimanfaatkan oleh kaum muslimin, ia adalah seorang tukang kayu, pandai besi, dan pemahat, akhirnya Umar pun memberinya izin masuk ke Madinah.
Ketika Umar bin Khattab ra sebagaimana biasanya berkeliling di pasar Madinah, hamba sahaya itu menemuinya dan mengadukan Al-Mughirah karena ia mewajibkan bayaran pajak yang banyak, pajak penghasilan yang banyak, lantas Umar ra bertanya, "Berapa pajak mu?"
Budak itu (Abu Lu'lu'ah) menjawab, "Dua dirham perhari."
Umar ra bertanya lagi, "Apa pekerjaanmu?"
Budak itu menjawab, "Tukang kayu, pandai besi dan tukang ukir."
Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu berkata, "Aku tidak melihat pajakmu terlalu banyak untuk pekerjaan yang engkau buat, aku dengar engkau mengatakan, 'Seandainya engkau menginginkan aku membuat kincir angin, pasti aku melakukannya."
Budak itu menjawab, "Ya." Lalu ia berkata lagi, "Kalau aku selamat, aku akan membuat kincir yang menjadi buah bibir orang di timur dan barat."
Budak itu pergi dari hadapan Umar, lantas Umar berkata, "Baru saja budak ini mengancamku!"
Pada hari berikutnya, Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu didatangi Ka'ab Al-Ahbar seorang Yahudi yang masuk Islam, lalu ia berkata kepada Umar, "Wahai Amirul Mukminin, aku bersumpah bahwa engkau akan meninggal setelah tiga hari."
Khalifah Umar bertanya, "Dari mana engkau tahu?"
Ka'ab menjawab, "Aku menemukannya dalam kitab Taurat."
Umar bertanya lagi, "Apakah engkau benar-benar menemukan Umar bin Khattab dalam Taurat?"
"Memang tidak, namun aku menemukan sifat dan bentuk, dan sesungguhnya ajalmu segera tiba," jawab Ka'ab Al-Ahbar.
Padahal saat itu Umar dalam kondisi sehat dan segar bugar, esok harinya Ka'ab Al-Ahbar datang lagi sambil berkata, "Satu hari telah berlalu, dan tersisa dua hari."
Esok harinya ia datang lagi sambil berkata, "Dua hari telah berlalu dan tersisa satu hari, hari ini milikmu hingga besok pagi."
Ketika Subuh tiba, Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu berangkat untuk menunaikan shalat tanpa memedulikan omongan yang didengarnya, Umar berada di tengah-tengah barisan tanpa menghiraukan omongan yang disampaikan kepadanya.
Di dalam barisan itu ada tentara bertugas, jika barisan sudah sama, Umar pun datang sambil bertakbir, pada saat demikian Abu Lu'lu'ah masuk menerobos kerumunan orang sambil menghunus belati bermata dua.
Ia (Abu Lu'lu'ah) memegang bagian tengah belati itu dan menusuk Umar sebanyak enam tusukan, satu tusukan mengenai bawah pusarnya, lantas Umar berkata sambil terjatuh, "Apakah di tengah-tengah manusia ada Abdurrahman bin Auf?"
Orang-orang menjawab, "Ya, Wahai Amirul Mukminin, inilah orangnya."
Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu berkata, "Majulah dan pimpinlah manusia untuk mengerjakan shalat."
Kemudian Abdurrahman bin Auf mendirikan shalat, sedangkan Umar tergeletak di lantai, setelah itu Umar digotong kerumahnya.
Sementara itu, Abu Lu'lu'ah menebaskan belatinya ke kanan dan ke kiri sehingga melukai tiga belas orang kaum muslimin; tujuh diantaranya meninggal dunia.
Lantas seorang lelaki bernama Hithan At-Tamimi menghampiri Abu Lu'lu'ah lalu melemparkan kainnya dan mendekapnya, melihat hal ini Abu Lu'lu'ah langsung menusuk dirinya hingga mati.
Umar sangat memperhatikan orang yang ingin membunuhnya, lantas Umar menyuruh Abdullah bin Abbas untuk melihat siapa pembunuhnya, ia berkeliling sesaat lalu menghadap lagi kepada Umar dan berkata, "Budak sahaya Al-Mughirah bin Syu'bah."
Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu berkata, "Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan pembunuhku mendakwaku di sisi Allah terhadap sujud yang ia lakukan, pasti orang Arab tidak akan membunuhku."
(Ath-Thabaqat Al-Kubra, karya Ibnu Sa'ad, II/521. Ath-Thabari, IV/191).



