05/05/20

Puisi Syukur

Puisi Syukur
By: Ilham Akbar
Kemarin, aku tertawa
Menghirup dan membuang nafas senada
Aku anggap itu biasa
Kemarin, aku berlari
Melangkah diiringi keluh
Inginku terus beristirahat
Kemarin, aku berbaring
Melepaskan segala penat
Sedikit enggan kembali beraktivitas
Tunggu dulu..
Aku sedikit lupa
Tentang nikmat dari siapa yang selalu setia datang
Tentang ketulusan cinta yang menghampiri ditiap detiknya
Bagaimana bisa aku melupakan pemberian dan nikmat dari-Mu?
Bagaimana bisa aku lupa untuk terus bersyukur atas apa yang aku punya?
Bahkan sebenarnya, itu semua hanya kepunyaan-Mu bukan?
Aku baru menyadari
Aku hamba yang tak tahu diri
Disaat anak kecil pun pandai berterima kasih saat diberi gulali,
Lalu aku apa?
Nafas lancar, anggota tubuh lengkap, keluarga lengkap,
Dan juga lengkap dengan dosa karna lupa akan Sang Pemberi Nikmat
Ingatkan aku Tuhan..
Ingatkan aku bahwa itu semua hanya titipan
Sekarang aku semakin sadar
Kemarin aku tak lebih dari si tuli dan si buta
Tak dapat sekedar mendengar indahnya kicauan burung lalu bersyukur
Tak dapat sekedar melihat eloknya bunga bermekaran lalu bersyukur
Iya..
Aku lupa bersyukur!
Yang aku tahu, mau ini, mau itu
Uang, jabatan, kemewahan
Kemana hati ini?
Nampaknya tertukar dengan karang di lautan
Sampai rasa syukurpun tak mampu menembusnya
Namun Tuhan,
Kali ini aku menyaksikan
Karang ini mencair entah kenapa
Aku menangis..
Kau beri aku penerangan
Kau lembutkan kembali kalbuku
Sampai aku sadari, dosaku begitu banyak
Karna lalai atas nikmat yang Kau beri
Tuhan, mulai dari tulisan ini aku buat..
Aku akan mencoba menjadi hamba yang bersyukur
Aku akan mencoba menelan nasi bahkan tanpa lauk
Aku akan mencoba berjalan kaki bahkan saat sendalku putus
Aku akan mencoba tertidur walau hanya beralaskan tanah
Ya, aku mencoba menjaga titipan-Mu
Aku akan mencoba bersyukur lalu berbahagia.

Tidak ada komentar:

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...