30/12/24

Seleksi Panglima Pilih Tanding

Pada 1817, para petinggi Maluku memproklamirkan perlawanan terhadap Belanda, namun dalam rangka melakukan perlawanan tentu harus dipimpin oleh orang yang paling hebat diantara mereka. 

Digelarlah kemudian uji kesaktian untuk memilih siapa yang berhak menjadi Panglima. Dalam uji kesaktian itu ada yang menggesek-gesekan parang ke pipi mereka, ada yang menggesek-gesekan golok  ke lidah, rambut, perut dan lain sebagainya. Namun sejauh ini penampilan yang sangat mengesankan adalah penampilan dari seorang pemuda gagah yang bernama Thomas Matulessy. 

Thomas ini unjuk kesaktiannya simpel saja, beliau mampu berdiri diatas tombak yang berdiri, bahkan walaupun kakinya sedikit berdarah karena goresan mata tombak, ia tetap menjalankan aksinya dengan hebat. 

Para Tetua dan Pimpinan Maluku yang terdiri dari Pimpinan Seram, Ambon, Haruku dan Negeri-negeri lainnya di Maluku pun terpesona sehingga kemudian  sepakat jika Thomas sah diangkat menjadi Panglima Perang dalam perjuangan. 

Kelak Gelar yang disematkan kepada Thomas Matulessy ini adalah Kapiten Patimura (Kapten Patih Muda)

09/12/24

Resensi Buku: Sisi Tergelap Surga Karya Brian Khrisna

 Resensi Buku: Sisi Tergelap Surga Karya Brian Khrisna




Judul Buku                : Sisi Tergelap Surga

Penulis                       : Brian Khrisna

Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit             : 2022

Jumlah Halaman      : 304

ISBN                           : 9786020656660

Peresensi                    : Ilham Akbar

 

Sinopsis

Sisi Tergelap Surga membawa pembaca menyelami kisah tentang dua individu yang terluka, Rayyan dan Tania, yang berjuang menghadapi masa lalu mereka. Rayyan, seorang seniman yang kehilangan semangat hidup setelah kepergian orang yang sangat dicintainya, hidup dalam kehampaan. Sementara itu, Tania menyimpan trauma mendalam yang membayangi hidupnya dan membuatnya sulit mempercayai orang lain.

Kisah dimulai dengan pertemuan mereka yang tidak terduga, di mana kehadiran masing-masing menjadi semacam cermin bagi luka-luka yang mereka bawa. Dalam perjalanan emosional yang penuh liku, Rayyan dan Tania saling membantu menyembuhkan luka, meskipun mereka harus menghadapi sisi tergelap dalam diri mereka. Novel ini tidak hanya berkisah tentang cinta, tetapi juga tentang keberanian untuk menghadapi masa lalu dan menemukan cahaya dalam kegelapan.

Brian Khrisna menyajikan kisah ini dengan gaya penulisan yang puitis dan penuh makna, membuat pembaca tidak hanya menikmati cerita, tetapi juga merenungkan kehidupan mereka sendiri.

 

Kelebihan

1.     Bahasa yang Indah dan Penuh Makna

Salah satu daya tarik utama dari buku ini adalah gaya bahasa yang digunakan Brian Khrisna. Setiap kalimat terasa seperti puisi yang indah, dipenuhi metafora dan simbolisme. Hal ini membuat novel ini lebih dari sekadar cerita biasa; ia menjadi pengalaman membaca yang mendalam dan menyentuh hati.

2.     Karakter yang Kuat dan Relatable

Karakter Rayyan dan Tania digambarkan dengan sangat mendalam dan kompleks. Penulis berhasil menampilkan emosi dan konflik internal mereka secara nyata, sehingga pembaca dapat merasakan keterhubungan yang kuat dengan perjalanan mereka. Kedua karakter ini merepresentasikan sisi manusiawi yang penuh luka tetapi memiliki potensi untuk sembuh.

3.     Pesan Hidup yang Mendalam

Sisi Tergelap Surga menyampaikan pesan tentang pentingnya menghadapi rasa takut, memaafkan diri sendiri, dan berdamai dengan masa lalu. Buku ini mengingatkan bahwa meskipun kita pernah terluka, selalu ada harapan untuk sembuh dan menemukan kebahagiaan.

4.     Deskripsi Latar yang Memukau

Deskripsi latar yang detail dan atmosfer yang kuat menjadi elemen pendukung cerita yang signifikan. Penulis berhasil menciptakan dunia yang tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi juga berkontribusi pada suasana emosional cerita. Lokasi-lokasi yang digambarkan, seperti studio seni Rayyan atau tempat-tempat pribadi lainnya, memberikan kedalaman pada narasi.

Kekurangan

1.     Alur yang Cenderung Lambat

Bagi sebagian pembaca, alur cerita yang lambat mungkin menjadi tantangan. Fokus yang besar pada eksplorasi emosi dan konflik batin membuat perkembangan cerita terasa berjalan perlahan, terutama pada bagian-bagian awal novel.

2.     Dialog yang Kadang Terlalu Panjang

Beberapa adegan dialog terasa terlalu panjang dan penuh dengan filosofi, sehingga bisa membuat sebagian pembaca merasa bosan. Meskipun dialog ini menambah kedalaman cerita, proporsinya kadang mengurangi dinamika alur.

3.     Minim Konflik Eksternal

Cerita ini lebih banyak berfokus pada konflik internal yang dialami oleh kedua tokoh utama. Meskipun hal ini memperkaya sisi emosional novel, bagi beberapa pembaca, kurangnya konflik eksternal mungkin membuat cerita terasa monoton.

Tema dan Pesan Moral

Tema utama yang diangkat dalam Sisi Tergelap Surga adalah penyembuhan, baik dari luka emosional maupun dari rasa kehilangan. Brian Khrisna menggambarkan bahwa proses penyembuhan sering kali tidak mudah dan memerlukan keberanian untuk menghadapi rasa sakit. Melalui perjalanan Rayyan dan Tania, pembaca diajak untuk merenungkan pentingnya menerima diri sendiri, berdamai dengan masa lalu, dan mempercayai proses.

Pesan moral lain yang diangkat adalah tentang cinta yang tidak sempurna. Buku ini menunjukkan bahwa cinta bukan sekadar perasaan bahagia, tetapi juga tentang keberanian untuk saling mendukung dalam menghadapi sisi tergelap diri masing-masing.

Kesimpulan

Sisi Tergelap Surga adalah novel yang menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan emosional. Dengan gaya bahasa yang puitis, karakter yang kompleks, dan pesan moral yang relevan, buku ini sangat cocok bagi pembaca yang menyukai cerita dengan fokus pada penggalian karakter dan refleksi kehidupan.

Namun, bagi pembaca yang lebih menyukai cerita dengan alur cepat atau konflik eksternal yang kuat, novel ini mungkin terasa sedikit membosankan. Meskipun begitu, bagi mereka yang ingin menyelami sisi emosional manusia dan menemukan pelajaran berharga tentang penyembuhan, buku ini adalah pilihan yang sangat layak untuk dibaca.

03/12/24

*_Peka Rasa_*

 Sejatinya murid bukan yang hanya sekedar  dekat secara jasad dengan gurunya. Namun yang mampu memahami apa yang menjadi harapan batin gurunya. - Peka Rasa -

Guru itu ibarat kitab kuning, didalamnya ada pelajaran tentang fikih, akhlak, tasawwuf juga siyasah. Jangan hanya  dipandang dari siayasahnya sementara abai dari sisi akhlaknya. 

Sebagai seorang santri, bantulah guru. Harapan dan cita citanya.

02/12/24

Dalam Wujud yang Lain

Puisi oleh Ilham Akbar 


Jangan berduka, kau yang terjebak duka,

Segala yang hilang dari tanganmu,

Adalah angin yang membawa pesan,

Bahwa hidup ini tak pernah berhenti berputar.


Ketika sebuah ranting patah,

Ia tak menghilang dalam kehampaan,

Namun menjadi pijar untuk api,

Atau kembali menjadi tanah yang memberi kehidupan.


Apa yang kau tangisi hari ini,

Esok mungkin menjelma kebahagiaan.

Seperti sungai yang mengalir tanpa henti,

Hidup mengajar kita untuk terus menanti.


Jangan berduka, meski langitmu kelam,

Cahaya akan lahir dari rahim kegelapan.

Seperti rembulan yang mengusap malam,

Segala yang hilang akan pulang dalam bentuk yang lain.


Pohon yang gugur dedaunannya,

Hanya menanti musim untuk bersemi,

Dan apa yang patah dalam hatimu,

Adalah ladang untuk kebangkitan baru.


Rindu yang tak terjawab,

Air mata yang mengalir deras,

Itu bukanlah akhir dari perjalanan,

Namun awal dari wujud yang lain.


Percayalah, wahai jiwa yang gelisah,

Hidup tak akan meninggalkanmu tanpa bekas,

Karena yang hilang dari tanganmu,

Akan kembali, membawa wajah baru.


Hargai setiap perpisahan,

Peluklah kepergian dengan keikhlasan,

Sebab di dalam kehilangan,

Tersembunyi janji kedatangan.


Maka jangan berduka,

Kau hanyalah bagian dari tarian semesta,

Dimana segala hilang dan datang,

Adalah harmoni dalam wujud yang lain.

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...