"SUKOREJO MULTILEVEL & MULTICULTURE"
Di awal dekade 1980-an, Pengurus Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo
sempat menggagas dikotomi asrama santri berdasarkan jenjang pendidikan.
Barangkali ide tersebut terinspirasi dari manajemen beberapa pesantren modern
yang memisahkan asrama santrinya berdasarkan tingkat pendidikannya.
Namun sekonyong-konyong ide yang ditawarkan pengurus pesantren tersebut
mendapatkan penolakan keras dari Kiai As'ad, selaku pengasuh pesantren kala
itu. Beliau menjawab "laen pencak, laen ghembengan, cong !".
Barangkali secara implisit maksud yang ingin Kiai As'ad sampaikan adalah
"Lain Guru/Pesantren, lain pula manajemennya".
Sehingga sampai hari ini di Pesantren Sukorejo tetap memberlakukan percampuran Level
(tingkat pendidikan) dan Kultur (asal daerah) dalam satu asrama. Meski tak ada
alasan rasional yang disampaikan oleh Kiai As'ad dalam keberatannya, namun
perlahan kita menyadari, membenarkan dan mengamini apa yang beliau pertahankan.
Dari sistem pencampuran Multilevel dan Multikultur dalam satu asrama di
pesantren Sukorejo ini, setidaknya terdapat beberapa makna positif yag dapat
dipetik hikmahnya.
1. Adanya bimbingan dan pengayoman dari santri yang lebih senior kepada
juniornya. atau dari santri yang lebih tinggi tingkat pendidikannya terhadap
santri yang lebih rendah tingkat pendidikannya.
2. Dengan adanya pengayoman, diharapkan juga ada simbiosa yang muda
menghormati yang lebih tua, atau yang berpendidikan rendah menghormati pada
santri yang lebih tinggi tingkat pendidikannya.
3. Dapat menghargai perbedaan, baik berdasarkan status sosial, tingkat
pendidikan ataupun latar belakang etnis dan kedaerahan. Harapannya adalah
ketika kelakpara santri telah pulang bermasyarakat dapat menyikapi segala perbedaan
dengan cara-cara yang santun dan bijaksana.
4. Dengan peleburan tanpa memperhatikan asal daerah, diharapkan dapat
meminimalisir konsentrasi bentrokan antarsantri yang dilatarbelakangi sentimen
kedaerahan...
Barangkali ini "diantara" maksud dan tujuan mengapa Kiai As'ad
menolak untuk mendikotomikan asrama santri berdasarkan jenjang pendidikan.
(dikutip dari Buku PERADABAN SUKOREJO; Ikhtisar Perjalanan Satu Abad
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo)
