24/04/22

Apa Kabar, Tanah Tumpah Darahku?

 

Apa Kabar, Tanah Tumpah Darahku?

Ku tahu usiamu kini tak lagi muda

Sudah cukup lama kau melangkah

Menuju nusantara yang sempurna

 

Apa kabar, wahai tanah tumpah darahku?

Ku tahu sektor-sektor penghasil uang banyak berdiri di atas tanahmu

Hamparan persawahan nan hijau

Biru laut sejauh mata memandang

Langit yang ramai dengan lalu lintas penerbangan

Dan ku tahu itu semua adalah uang

Masihkah selalu berputar di tangan orang-orang bejat?

Tanpa mengalir pada kehidupan rakyat?

 

Apa kabar, wahai tanah tumpah darahku?

Sudah baikkah kau mendidik generasimu

Tak jarang kutemui banyak di antara mereka

Yang hingga meronta-ronta agar mengenyam sekolah

Sekolah yang berdiri megah di atas kuasa tanganmu

Sudah benarkah moral yang kau tanamkan?

Sebab yanga ku tahu, hanya sekedar hormat

Bukan akhlak

 

Apa kabar, wahai tanah tumpah darahku?

Orang-orang yang kutanya hebat duduk berbaris rapi

Merapatkan perihal Indonesia di masa mendatang

Tapi yang ku tahu kebanyakan, hasilnya

Program-program tak terjalankan

Aku tahu politik itu bejat dan koruptor itu pengkhianat

Kerena merekalah yang berbaik hati mengajarkan

Aku tahu demokrasi dan pancasila tak diamalkan dengan benar

Karena mereka dengan secara jelas melakukan dihadapan.

 

Apa kabar, wahai tanah tumpah darahku?

Yang ku tahu kau punya keunikan diri sendiri

Seni selalu mengalir dalam tubuhmu tanpa henti

Tari-tarianmu tak pernah mati

Sekalipun majemuk, kau mampu mengatasi

Bersatu dalam satu pentas; Budaya Indonesia

Kini, masih utuhkah warisan leluhur yang kau miliki?

 

Apa kabar, wahai tanah tumpah darahku?

Kuingat sebuah lagu, “Dari Sabang Sampai Merauke”

Dikatakan kau punya banyak gugusan pulau

Sambung-menyambung rapi berjajar

Menjadikan ketertarikan walau sekedar mengunjungi

Pesona alam berjuluk surga dunia

Semaki menguatkan keyakinanku bahwa kau memang indah

Tapi, kenapa tak benar-benar kau nikmati?

 

Apa kabar, wahai tanah tumpah darahku?

Tanamkan dalam dada generasimu

Patriotisme dan solidaritas nyata

Agar kelak jika kau kembali bertanya padamu

Kau menjawab gagah, “Aku jauh lebih baik sekarang.”


 Ilham Akbar, 25 Desember, 2020

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...