24/02/22

Mencintai dalam Diam

 

Mencintai dalam Diam


Entah harus dari mana harus kumulai cerita ini
Kabut sunyi perlahan mulai merayap di hati

Aku yang mencintaimu dalam diam
Menahan rindu yang kian tak teredam

Ingin rasanya aku bertemu denganmu
Tapi, menyapamu saja aku tak mampu
Lalu, apa dayaku?
Bahkan anginpun membisu
Ketika aku mengadu tentang apa saja yang bertalian dengan dirimu

Mungkin bagiku cukup Tuhan yang tahu
Tentang apa dan bagaimana perasaanku
Karena bahagiaku, masih bisa menyelipkan namamu dalam setiap doaku

23/02/22

Rindu Rumah

 

Rindu Rumah

Lewat senandung doa, kuucapkan rindu pada ibu

Lewat adzan, kulantukan ajakan pada ayah

Aku merindu, rindu rumah dan kalian 

Tapi apakah masa depan akan aman jika selalu dirumah

Tak apa, kujalani 6 tahun ini 

Bapak Ibu, doakan dari sana. Akupun tahu kalian rindu

Tak mengapa jauh

Kelak keberkahan akan kita rengkuh

                                               

                                    Ilham Akbar PW

20/02/22

Hidup Tapi Seperti Mayat

Hidup Tapi Seperti Mayat

Bertamu, main HP...

Ngaji, main HP.....

Terima tamu, main HP..

Belajar, main HP

Bekerja, main HP

Sambil makan, main HP...

Di tengah keluarga, main HP...

Kiamatlah duniamu tanpa HP

Kadang terlihat dua orang duduk saling berhadapan tidak berbicara samasekali, karena salah satu atau keduanya main HP. Kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak lagi peduli.

Punya masalahpun bukannya mencari keluarga yang dekat, tapi membahas di sosmed rasanya lebih "afdhol".

Manusia menjadi " ada tapi tiada " sahabat....Jasad jasad yang telah menjadi zombie berkeliaran. Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya.

Basahnya embun pagi...

Hangatnya matahari pagi..

Jabat erat tangan sahabat telah hilang dan diganti dengan gambar gambar mati dalam ponselnya.

Gerak hebat akan petualangan bumi juga sudah diganti dengan gerak jempol dan telunjuknya.

Wajah wajah mulai pucat, tubuh mulai ringkih, pahala pahala berterbangan sia sia sebagai resiko terburuk yang mungkin dimiliki. Padahal engkau tidak ke mana mana dan belum melakukan apapun selain menggerakan jempol dan jarimu pada layar kecil nan penuh sihir ini.

Hidup dalam kematian itu adalah keniscayaan, tapi mati dalam kehidupan itu adalah pilihan.

Maka bangunlah!!! Hiduplah sebagaimana manusia itu hidup.

Saat suami/istri datang, simpan HPmu

Saat anak bercerita. simpan HPmu

Saat orangtua bicara, simpan HPmu

Saat tamu berkunjung, simpan HPmu

Saat rumah bau dan berantakan, simpan HPmu

Saat matahari merekah, udara sejuk, angin semilir, burung bersiul, anak anak tertawa riang, sekali lagi simpan HPmu.

Perhatikan duniamu dengan seksama. Sebab nikmat Ilaahi ada di sana.

Hiduplah!!!!

Engkau belum mati tapi bertingkah seperti mayat...

😭😭😭.

  

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...