01/12/21

Notif

 ***

Awalnya, aku hanya menjadi pengagum diam-diam. Setiap kali melihat postinganmu di Facebook, jari ini seperti punya kebiasaan sendiri untuk menekan tombol love. Entah kenapa, ada perasaan lega setiap kali melihat notifikasi itu muncul di akunmu, meski aku tahu mungkin bagimu hanya sekadar notifikasi biasa. Namun bagiku, itu adalah cara kecil untuk menunjukkan keberadaan, cara sederhana untuk bilang, "Hei, aku di sini, memperhatikanmu."

***

Sampai suatu malam, aku memimpikanmu. Mimpi itu terasa begitu nyata seolah kita sedang berada di tempat yang sama tanpa ada jarak. Saat terbangun, aku masih merasakan getaran hangat dari mimpi itu. Dari situlah keberanian kecil mulai tumbuh. Aku berpikir, mungkin ini saatnya untuk keluar dari diam, memberanikan diri menyapa.

Sore itu aku membuka Messenger, mengetikkan beberapa kata sederhana, lalu memikirkanya lagi berkali-kali. Ada rasa takut, khawatir dianggap aneh, atau mungkin diabaikan. Tapi akhirnya, dengan sedikit nekat, aku mengirim chat pertama:

Aku:  ““Maaf kalu lancang cuman siape ini yeh???  galak ngenjuk notif, cuman nak tau saje Karne sering nian ngenjuk notif Dide bermaksud ape²?". “Aku Dide teganggu cuman ape aku kenal? Atau keluarge?”

Awalnya, aku hanya berniat basa-basi, sekadar mencari alasan untuk memulai percakapan. Tak kusangka, kamu membalas dengan ramah. Dari situ, obrolan kita mengalir begitu saja. Hal-hal kecil menjadi bahan tawa, pertanyaan sederhana berubah jadi cerita panjang.

Jam demi jampun berganti, percakapan kita semakin intens. Setiap notifikasi Messenger darimu selalu berhasil membuat malamku lebih cerah. Rasanya aneh, tapi menyenangkan seakan kita sudah lama kenal, padahal kenyataannya baru sebentar bertegur sapa. Dari hanya sekadar notifikasi love, hadirnya dalam mimpi, hingga akhirnya berani menyapa lewat chat, aku tak pernah menyangka semuanya bisa menjadi awal dari sebuah cerita yang begitu hangat.

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...