31/10/22

Nafas Guru

Kalau tempatnya ilmu adalah hati, sementara hatinya kotor, bagaimana ilmu bisa turun ke tempat yang kotor ?


29/10/22

Imam Syafi'i dan Murid "Slow Learner"

 

Imam Syafi'i dan Murid "Slow Learner"

_____

Sangat mengesankan pada apa yang ditulis oleh Imam Baihaqi dalam kitab Manaqib Imam Syafii, bagaimana cara Imam Syafii, sebagai guru mengajar salah satu muridnya yang sangat lamban dalam memahami pelajaran.

Sang Murid itu adalah Ar Rabi’ bin Sulaiman, murid paling slow learner. Berkali-kali diterangkan oleh sang guru Imam Syafii, tapi Robi’tak juga faham. Setelah menerangkan pelajaran, Imam Syafii bertanya,

“Rabi’ Sudah faham paham belum ?”

“Belum faham, ”jawab Rabi’.

Dengan kesabaranya, sang guru mengulang lagi pelajaranya,lalu ditanya kembali, ”sudah faham belum? Belum.

Berulang diterangkan sampai 39x Rabi’ tak juga paham.

Merasa mengecewakan gurunya dan juga malu, Rabi’ beringsut pelan-pelan keluar dari majelis ilmu. Selesai memberi pelajaran Imam Syafii mencari Robi’, melihat muridnya. Imam Syafi'i berkata, ”Robi’ kemarilah, datanglah ke rumah saya !”.

Sebagai seorang guru, sang imam sangat memahami perasaan muridnya, maka beliau mengundangnya untuk belajar secara privat.

Sang Imam mengajarkan Rabi’ secara privat, dan ditanya kembali, ”Sudah paham belum ?

Hasilnya? Rabi’ bin Sulaiman tidak juga paham.

Apakah Imam Asy-Syafi’i berputus asa?

Menghakimi Rabi’ bin Sulaiman sebagai murid bodoh? Sekali-kali tidak. Beliau berkata,

”Muridku, sebatas inilah kemampuanku mengajarimu. Jika kau masih belum paham juga, maka berdoalah kepada Allah agar berkenan mengucurkan ilmu-Nya untukmu. Saya hanya menyampaikan ilmu. Allah-lah yang memberikan ilmu. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu.”

Mengikuti nasihat gurunya, Rabi’ bin Sulaiman rajin sekali bermunajat berdoa kepada Allah dalam kekhusyukan. Ia juga membuktikan doa-doanya dengan kesungguhan dalam belajar. Keikhlasan, kesalehan, dan kesungguhan, inilah amalannya Rabi’ bin Sulaiman.

Tahukah kita? Rabi’ bin Sulaiman kemudian berkembang menjadi salah satu ulama besar Madzhab Syafi’i dan termasuk perawi hadis yang sangat kredibel dan terpercaya dalam periwayatannya.

Sang slow learner bermetamorfosis menjadi seorang ulama besar.

Inilah buah dari kesabaran Imam Asy-Syafi’i dalam mengajar dan mendidik.

Adakah kita, para guru dan orangtua bisa meneladani kesabaran Imam Syafii dalam mengajar ?

Berapa kuat kita meyakini bahwa tidak ada anak dan murid yang bodoh?

Sudahkan kita, para guru dan orangtua mendoakan anak-anak dan murid didik kita agar difahamkan pelajaran ?

Sudahkan kita, para guru dan orangtua memotivasi anak murid kita agar gigih berdoa kepada Allah Ta'ala?

 

28/10/22

CENGENG ITU MANIS

CENGENG ITU MANIS

Kamu tahu? Kamu itu hebat.

Sebelum aku mengenalmu, kamu telah melewati banyak rasa sakit, kecewa, lelah. Namun kamu hebat, bisa bertahan sampai hari ini. Meskipun sering kamu berkata kamu cengeng dan lemah karena mudah sekali kamu menangis di malam hari.

Namun bagiku, kamu yang cengeng adalah seseorang yang manis. Kamu tahu cara melepaskan semua lelahmu dengan menangis. Kamu tahu cara kembali bangkit saat kamu berada di titik tersulit. Bukankah itu artinya kamu adalah seorang petarung yang hebat ? Yang mampu menumbangkan semua sakitmu hanya lewat air mata.

Seporak-poranda apa pun duniamu, kamu selalu mampu membuatnya kembali indah. Selalu bisa menebarkan senyuman, meskipun hatimu menjerit lelah. Tak apa jika kamu menangis, tak apa jika kamu cengeng. Adakalanya manusia memang harus menangis dan mengaku lemah, sebab manusia butuh lemah untuk menjadi kuat, butuh menjadi payah untuk menjadi hebat.

Terima kasih, kamu sudah kuat sampai sejauh ini. Menyingkirkan semua kekacauan di pikiran bukanlah hal mudah, namun air matamu mampu membuatnya mudah.

 

Ilham Akbar,

Jum’at, 28 Oktober 2022

  

“Tanah Kelahiran”

Di sinilah aku pertama kali melihat dunia. Tanah kelahiran yang sederhana namun penuh makna. Di bumi ini aku ditimang, dibesarkan, dan didid...